Cegah Infeksi Virus Pada Anak Dengan Vitamin C
Sebagai orangtua, Moms terkadang kewalahan dalam menjaga kesehatan si Kecil. Apalagi saat sedang pergantian musim, udara menjadi lebih dingin sehingga virus dan bakteri menjadi lebih mudah berkembang dan menyebar. Biasanya, selain menjaga kebersihan, tubuh membutuhkan benteng yang kuat untuk melawan infeksi virus pada anak, misalnya seperti vitamin C.
Vitamin C adalah zat penting yang diperlukan oleh tubuh kita untuk mempertahankan sistem imun. Sayangnya, tubuh kita tidak dapat membuatnya sendiri sehingga diperlukan asupan dari luar setiap harinya (1). Jika tubuhnya tidak memiliki daya tahan yang cukup kuat, maka si Kecil bisa terserang macam-macam penyakit pada anak.
Benarkah Vitamin C dapat Melawan Infeksi Virus Pada Anak?
Salah satu alasan utama kenapa banyak orang mengonsumsi suplemen vitamin C adalah untuk meningkatkan imun mereka, karena vitamin C berperan penting dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh (2). Vitamin yang sering ditemukan dalam buah jeruk ini diperlukan untuk membangun respon imun yang optimal agar dapat mencegah berbagai penyakit dan infeksi (1).
Dampak Kekurangan Vitamin C
Defisiensi atau kekurangan vitamin C pada anak dibagi menjadi 2 tipe yaitu ringan dan berat:
- Kekurangan vitamin C dalam skala ringan dapat mengakibatkan kelelahan serta menurunnya daya konsentrasi si Kecil saat menjalani aktivitasnya sehari-hari (1).
- Kekurangan vitamin C dalam skala berat menyebabkan menurunnya jumlah kolagen, kepadatan gigi dan tulang yang melemah, nyeri otot, penyembuhan luka yang lambat dan menimbulkan gangguan pada imun tubuh sehingga rawan terserang penyakit dan infeksi (1).
Cara Kerja Vitamin C Melawan Infeksi Virus pada Anak
- Pertama, vitamin C mendorong produksi sel darah putih (limfosit dan fagosit). Sel darah putih ini akan diperlukan untuk membantu melindungi tubuh dari infeksi dan macam-macam penyakit pada anak (2).
- Kedua, kandungan antioksidan dalam vitamin C bisa membantu sel darah putih tersebut berfungsi lebih efektif dan melindunginya dari radikal bebas yang bisa merusak sel darah putih (2).
- Ketiga, vitamin C menghasilkan karnitin, yaitu sejenis zat yang dapat memecah asam lemak untuk mengubahnya menjadi energi (3).
Apa saja Jenis Penyakit Akibat Infeksi Virus pada Anak?
-
Cacingan: Anak-anak bisa terkena cacingan ketika mereka sedang bermain di luar dan tidak sengaja menyentuh permukaan kotor yang terdapat telur cacing. Telur cacing yang menempel di tangan dapat menyebar bahkan masuk ke dalam tubuh jika si Kecil menggigit kuku, mengisap jari atau tidak mencuci tangan secara teratur, dan infeksi ini bisa menyebar ke mainan, atau sprei untuk tidur. Jika tertelan, telur cacing akan masuk ke usus kecil, menetas dan bertelur di sekitar anus (4).
-
Gejala (4)
-
Gatal di sekitar bagian anus atau kelamin, yang biasanya akan terasa lebih parah ketika malam hari.
-
Bagian anus yang gatal akan terlihat merah atau keunguan atau abu-abu
-
Sakit perut, mual dan muntah.
-
-
Penanganan
-
Menerapkan kebersihan secara umum: Cuci tangan dengan benar dan menyeluruh setelah dari kamar mandi dan sebelum memegang makanan untuk mencegah telur cacing masuk ke dalam tubuh. Selain itu, ingatkan anak untuk tidak mengisap jari, terapkan jadwal untuk memotong kuku, membersihkan sprei dan baju secara teratur, serta tidak menggaruk bagian anus meski terasa gatal (4).
-
Memberikan obat untuk menumpas cacing: Meminum obat untuk mengatasi cacingan. Sebaiknya, obat ini juga diminumkan kepada semua anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah yang sama (4).
-
Memperkuat imun tubuh: Penelitian menunjukkan bahwa salah satu sel imun yang disebut makrofag dapat berperan aktif membunuh cacing yang menjadi parasit di dalam tubuh kita (5).
-
-
-
Diare: Salah satu penyakit infeksi virus pada anak yang sering menyerang adalah diare. Jenis penyakit infeksi yang satu ini merupakan penyakit yang membuat si Kecil mengalami buang air besar encer yang terjadi sebanyak 3 kali atau lebih dalam sehari (6).
-
Gejala (6)
-
Sakit atau kram di bagian perut.
-
Kembung, mual dan muntah.
-
Buang air besar tak terkontrol.
-
Terdapat darah dalam feses.
-
Demam, pusing dan lemas.
-
Terdapat tanda dehidrasi seperti mulut kering dan haus berlebih.
-
-
Penanganan
-
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan: Sering mencuci tangan dan minum hanya dari air yang sudah terjamin kebersihannya. Jika sedang berada di daerah yang memiliki tingkat kebersihan air yang rendah, sebaiknya konsumsi air kemasan dan hindari minum air putih dari keran termasuk ketika menggosok gigi (7).
-
Memperhatikan makanan yang dikonsumsi: Agar terhindar dari diare, sebaiknya jangan makan buah serta sayuran mentah atau daging setengah matang. Berikan juga obat dan multivitamin yang mampu membantu menangani diare dan mengembalikan energi serta daya tahan tubuh si Kecil (7).
-
-
-
Flu: Flu adalah penyakit anak yang mungkin terlihat mirip dengan pilek, namun kedua hal ini berbeda (8). Flu biasanya memiliki gejala yang lebih banyak seperti:
-
Gejala (8)
-
Demam tinggi di atas 36 derajat.
-
Meriang, sakit kepala.
-
Sakit tenggorokan dan hidung mengeluarkan cairan ingus.
-
Nyeri otot dan sendi.
-
Batuk kering.
-
Badan terasa sakit dan lelah.
-
-
Penanganan
-
Minum banyak air: Minum banyak air diperlukan untuk menjaga jumlah cairan dalam tubuh agar tidak lemas (8).
-
Beristirahat yang cukup: Hal terbaik yang harus dilakukan ketika terkena flu adalah beristirahat di dalam rumah dan menghindari kontak langsung dengan orang lain (8).
-
Konsumsi vitamin C: Vitamin C berkhasiat dalam penanganan flu. Hal ini karena vitamin C dapat membantu mengurangi durasi flu dan mempercepat penyembuhan (3).
-
-
-
Batuk Croup: Infeksi virus pada anak di kondisi ini menyebabkan penyakit pembengkakan pada saluran napas bagian atas, Ciri-cirinya ditandai dengan suara batuk serak yang seperti "menggonggong" (seringkali disebut mirip dengan suara gonggongan anjing laut) (9).
-
Gejala (9)
-
Awalnya anak memiliki gejala pilek, seperti hidung tersumbat dan demam.
-
Saat saluran udara bagian atas mengalami iritasi dan bengkak, suara anak menjadi serak dan batuk seperti menggonggong.
-
Mengeluarkan suara mencicit atau bernada tinggi ketika sedang bernapas.
-
-
Penanganan
-
Minum banyak cairan dan beristirahat: Anak yang terserang batuk croup diwajibkan untuk minum banyak air putih agar tidak mengalami dehidrasi. Mereka juga harus banyak istirahat agar tubuh dapat cepat pulih (9).
-
Konsumsi rutin vitamin C: Virus penyebab batuk croup adalah virus yang sama yang menyebabkan flu (10). Sebaiknya anak mengkonsumsi vitamin C karena terbukti dapat mempercepat penyembuhan tubuh yang terserang virus dan infeksi (3).
-
-
Catatan Penting untuk Orangtua
Mengonsumsi vitamin C sebaiknya dilakukan secara rutin, bukan hanya saat terkena batuk dan pilek atau jenis infeksi virus pada anak lainnya. Ingat, tubuh anak kita yang sedang dalam masa pertumbuhan tidak dapat memproduksi vitamin C sendiri. Jadi, kita harus memastikan bahwa anak perlu dan sudah mendapatkan sumber vitamin C dari makanan setiap hari. Namun, jika si Kecil suka pilih-pilih makanan alias picky eater, atau untuk memastikan bahwa ia mendapatkan asupan vitamin C yang cukup setiap hari, berikan suplemen vitamin C 200mg secara rutin agar si Kecil terhindar dari berbagai infeksi virus yang berbahaya.
CH-20220905-12
Artikel ini ditinjau oleh:
Tim Konsultan Medis Medical Advisor Bayer Consumer Health Indonesia
Referensi:
- S Maggini, S Wenzlaff & D Hornig. Essential Role of Vitamin C and Zinc in Child Immunity and Health. The Journal of International Medical Research. Diakses pada 15 Agustus 2022 dari https://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/147323001003800203.
- Ryan Raman. 7 Impressive Ways Vitamin C Benefits Your Body. Healthline. Diakses pada 15 Agustus 2022 dari https://www.healthline.com/nutrition/vitamin-c-benefits.
- Kadakkal Radhakrishnan. The Benefits of Vitamin C: Why Your Child Needs It. Cleveland Clinic. Diakses pada 15 Agustus 2022 dari https://health.clevelandclinic.org/the-benefits-of-vitamin-c-why-your-child-needs-it/.
- Dr Jeremy Rosenbaum. Worms. Raising Children Australia. Diakses pada 16 Agustus 2022.
- Penn State College of Medicine. Researchers Learn How the Immune System Fights Parasitic Worms. News Wise. Diakses pada 16 Agustus 2022 dari https://www.newswise.com/articles/researchers-learn-how-the-immune-system-fights-parasitic-worms.
- Ashley Welch. Know the Symptoms of Diarrhea and When to See a Doctor. Diakses pada 16 Agustus 2022 dari https://www.everydayhealth.com/diarrhea/know-symptoms-diarrhea-when-see-doctor/.
- Ashley Welch. Diarrhea Prevention Strategies You Need to Know. Everyday Health. Diakses pada 16 Agustus 2022 dari https://www.everydayhealth.com/diarrhea/diarrhea-prevention-strategies-you-need-know/.
- Nayana Ambardekar. Flu Symptoms. Web MD. Diakses pada 16 Agustus 2022 dari https://www.healthline.com/nutrition/does-vitamin-c-help-with-colds.
- Rachel S. Schare. Croup (for Parents). Kids Health. Diakses pada 16 Agustus 2022 dari https://kidshealth.org/en/parents/croup.html.
- Marissa Selner. Croup. Healthline. Diakses pada 18 Agustus 2022 dari https://www.healthline.com/health/croup.
Cara Redoxon® Kids
mendukung sistem
imunitas si Kecil
Untuk bisa melawan patogen seperti virus, bakteri, jamur dan parasit, tubuh manusia memiliki sistem daya tahan tubuh yang terdiri dari perlindungan fisik (kulit dan selaput lendir), seluler (sel darah putih), dan antibodi. Ayah Bunda, sudah tahu belum bahwa sistem daya tahan tubuh anak masih dalam tahap perkembangan, sehingga mungkin belum cukup matang dalam melawan penyakit? Itulah sebabnya anak-anak lebih rentan terhadap patogen dan berisiko tinggi mengalami infeksi dibandingkan dengan orang dewasa.
Nah, untuk mengantisipasi hal ini, sebagai orangtua kita bisa memberikan Si Kecil berbagai nutrisi seperti vitamin dan mineral untuk menjaga fungsi sistem daya tahan tubuhnya (imunitas). Namun, sayangnya, anak-anak kerap tidak menerima asupan vitamin dan mineral esensial dalam jumlah yang ideal, ditambah apabila pola makannya tidak mengandung banyak buah dan sayuran.
Apalagi, Vitamin C juga tidak diproduksi dalam tubuh manusia, padahal ini merupakan komponen nutrisi yang esensial. Jadi, memenuhi asupannya untuk mendukung fungsi daya tahan tubuh bisa menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, kini hadir Redoxon® Kids yang diformulasikan dengan 200 mg Vitamin C / tablet dengan anjuran pakai 3x sehari untuk mendukung sistem imunitas dan kesehatan harian si Kecil.
Source: 1. Maggini S, dkk. The Journal of International Medical Research 2010; 38: 386 – 414; 2. Amanda B. Vitamin C in the Prevention and Treatment of the Common Cold. American Journal of Lifestyle Medicine 2016; 10(3): 181-3; 3. Simon AK, Hollander GA, Mc Michael A. 2015 Evolution of the immune system in humans from infancy to old age. Proc. R. Soc. B 282: 20143085.
Redoxon® untuk sistem imunitas yang lebih sehat
Anda perlu menjaga sistem imunitas. Meski tidak terlihat, sistem imunitas bekerja tanpa henti selama 24 jam, setiap hari. Sama seperti tanaman yang membutuhkan air dan sinar matahari, sistem imunitas membutuhkan asupan gizi secara teratur untuk mendukung sistem pertahan tubuh dan memberikan perlindungan optimal bagi tubuh. Dibarengi dengan gaya hidup sehat, termasuk aktivitas fisik dan nutrisi yang baik, mengonsumsi suplemen seperti Redoxon® akan menjadi fondasi untuk sistem imunitas yang kuat sepanjang tahun.
Ahlinya vitamin C dengan pengalaman 80 tahun
Di tahun 1934, kami menjadi pelopor suplemen vitamin C pertama di dunia, dan sejak itu terus membantu menjaga sistem pertahanan alami tubuh tetap prima selama lebih dari 80 tahun. Saat ini rangkaian suplemen inovatif kami senantiasa mendukung daya tahan tubuh Anda setiap hari.
Memperkuat daya tahan tubuh
Ingin memperkuat sistem imunitas? Yuk, telusuri dan cek artikel-artikel tentang cara mendukung sistem imunitas tubuh Anda.