Bagikan di :

Bisa Mempengaruhi Imun, Kenali Ciri-Ciri Anak Stress

Seringkali dikaitkan dengan masalah pada orang dewasa, namun stress juga dapat terjadi pada masa kanak-kanak, lho. Apalagi, anak yang mengalami stress secara tidak langsung dapat memengaruhi kondisi kekebalan tubuhnya. Bahkan, stress yang dialami anak-anak bisa lebih complicated karena kemampuan komunikasinya yang tidak sebaik orang dewasa sehingga sulit untuk curhat kepada orang sekitar, termasuk orang tua. Yuk, kenali ciri-ciri anak stress di bawah ini agar kita dapat menjadi orang tua yang lebih baik.

Ciri-Ciri Anak Stress yang Harus Anda Tahu (2,3)

Stress merupakan sebuah kondisi ketika seseorang merasa tertekan secara psikologis akibat berbagai hal, misalnya tekanan pergaulan, masalah keluarga, ketidakseimbangan hormon dan lain sebagainya (1). Penyebabnya juga tidak kalah banyak dibandingkan dengan orang dewasa. Meskipun kadang anak tidak bercerita tentang yang dialami dan dirasakan, Anda bisa melihat bila buah hati sedang dalam kondisi tertekan berdasarkan poin-poin di bawah ini yang menandakan ciri-ciri anak stress:

  • Muncul perilaku negatif dan agresif. Anak yang sedang tertekan atau stress bisa menunjukkan perilaku yang cenderung negatif dan “menyerang” seperti mudah marah, tersinggung, membantah, bahkan memukul ataupun melempar barang dimana biasanya dia tidak bertingkah demikian.
  • Sering mengigau dan mimpi buruk. Mungkin si Kecil tidak mengatakan bahwa dia takut atau khawatir akan sesuatu. Namun alam bawah sadarnya tidak bisa berbohong yang bisa dilihat dari perilaku anak yang tiba-tiba suka mengigau atau bermimpi buruk selama beberapa waktu.
  • Suka menyendiri. Perilaku ini akan sangat kentara terutama jika biasanya buah hati adalah anak yang supel atau suka bergaul. Saat stress, anak-anak bisa menjadi penyendiri dan enggan berinteraksi dengan sekitarnya.
  • Nafsu makan menurun. Ciri-ciri anak stress bisa dilihat dari pola makannya. Biasanya, anak yang sedang stress atau tertekan juga mengalami malas makan karena nafsu makan yang mendadak turun.
  • Sakit tanpa sebab. Ketika sedang stress, tidak sedikit anak yang mengalami sakit secara tiba-tiba dan tanpa alasan yang jelas, misalnya sakit kepala atau sakit perut.
  • Susah konsentrasi. Tanda terakhir yang ditunjukkan ketika anak sedang stress adalah kesulitan berkonsentrasi baik ketika belajar maupun melakukan aktivitas yang lain. Jika dibiarkan, susah konsentrasi bisa membuat prestasi menurun dan hubungan dengan sekitarnya terganggu.

Faktor pemicu stress pada anak (2,3)

Nah, setelah mengetahui berbagai ciri-ciri anak stress di atas, pertanyaan selanjutnya adalah kenapa anak-anak bisa mengalami stress dan menunjukkan tanda-tanda di atas? Padahal jika dilihat dunia anak penuh dengan tawa dan keceriaan yang jauh dari tekanan. Jangan salah, lingkungan sekitar dan rutinitas sehari-hari juga dapat menjadi pemicu stress:

  • Aktivitas yang kelewat padat: Beberapa orang tua ingin mengajarkan hidup produktif kepada anak-anaknya sehingga mengisi kegiatan buah hati dengan sekolah, kursus dan banyak lagi. Hal ini mungkin akan membuat anak lebih cerdas dan terlatih, namun jika jadwalnya kelewat padat pikiran anak terforsir dan menyebabkan tekanan psikis yang membuatnya stress
  • Kurang istirahat: Sehubungan dengan kegiatan yang super padat kadang anak jadi kehilangan waktu istirahatnya. Idealnya, anak-anak membutuhkan waktu 8 hingga 10 jam sehari untuk tidur. Jika dia menghabiskan waktu terlalu banyak untuk berkegiatan, belum lagi ditambah tugas dari sekolah, bukan tidak mungkin waktu istirahatnya terpangkas. Jika terjadi berulang-ulang, fisik dan psikisnya akan mengalami kelelahan yang memicu stress.
  • Bullying: Intimidasi dan perundungan memang dilarang. Tapi pada kenyataannya perilaku ini masih acap ditemui di lingkungan pergaulan anak-anak hingga remaja. Baik secara fisik maupun verbal, bullying dapat membuat korbannya merasa tertekan, sedih bahkan depresi.

Berbagai Dampak Stress pada Anak

Berdasarkan ciri-ciri anak stress di atas, sebagai orang tua kita perlu waspada agar si buah hati tidak mengalami dampak yang berlebihan akibat stress. Beberapa efek jangka panjang apabila ciri-ciri anak stress dibiarkan di antaranya adalah:

  1. Melemahkan imun tubuh (1,4)
    Ketika anak merasa sedih dan stress yang ekstrem, tubuh akan melepaskan hormon stress yang disebut sebagai kortikosteroid. Dalam jumlah banyak, hormon ini membuat kerja sistem imun jadi tidak maksimal dengan cara menghambat pembentukan limfosit, bagian sel darah putih yang bertugas melawan penyakit. Jika dibiarkan terus menerus, imun anak bisa drop dan akhirnya buah hati jatuh sakit akibat stress
  2. Mengalami kekurangan gizi (4)
    Selain mempengaruhi kerja hormon, stress juga membuat anak tidak nafsu makan yang berarti asupan nutrisi ke dalam tubuh juga terganggu. Apabila ia tidak mendapatkan gizi yang dibutuhkannya agar metabolisme berjalan normal, seperti kekurangan vitamin C, protein dan mineral, secara otomatis dia jadi kekurangan nutrisi dan lebih mudah terserang penyakit.
  3. Stress bisa berubah menjadi depresi (5)
    Jika anak sedih atau marah sesekali, belum tentu hal ini karena depresi. Depresi pada anak adalah kondisi di mana ia mengalami rasa sedih yang berkepanjangan. Pada kondisi ini, anak merasa sendirian, putus asa, merasa tidak berdaya ataupun tidak dihargai sama sekali.
  4. Prestasi di sekolah menurun (5)
    Sebagian anak yang mengalami stress mungkin tetap dapat berperilaku dengan cukup baik dalam kegiatan sehari-harinya. Akan tetapi, kebanyakan akan mengalami perubahan yang sangat signifikan dalam berbagai kegiatan sosial, termasuk menurunnya semangat di sekolah yang diikuti oleh prestasi yang semakin memburuk di sekolah.

Cara Mencegah Stress pada Anak (1,3)

Mengingat ciri-ciri anak stress seringkali dipicu oleh lingkungan sekitar yang terlalu menekan dan menuntut, maka Anda bisa melakukan beberapa hal berikut ini untuk mengurangi tekanan yang dirasakan:

  • Luangkan waktu bersama anak. Orang tua sudah selayaknya menjadi sumber kegembiraan dan ketenangan untuk anak-anaknya. Sesibuk apapun pekerjaan di kantor, pastikan Anda meluangkan waktu setiap hari untuk buah hati. Tidak harus pergi keluar rumah, berbicara dari hati ke hati atau bermain bersama di rumah cukup untuk membuat anak merasa fresh dekat dengan orang tua dan tidak kesepian
  • Kurangi kesibukan anak. Jika sumber stress buah hati adalah karena kegiatannya yang padat dari pagi hingga malam, setiap hari, maka solusinya adalah dengan memangkas jumlah aktivitas supaya dia tidak tertekan dan terlalu lelah. Diskusikan dengan anak kegiatan mana yang ingin dilakukan dan ingin ditinggalkan.
  • Ciptakan suasana nyaman di rumah. Home sweet home bukan sekedar idiom, tapi konsep yang seharusnya diterapkan di semua keluarga. Agar anak merasa punya tempat untuk pulang dan istirahat, ciptakan suasana yang menyenangkan dan hangat di rumah. Dengan begini, kapanpun anak merasa tertekan dia tahu bahwa ada keluarga di rumah yang menyayangi dan mendukungnya.

Setelah memahami ciri-ciri anak stress dan pemicunya di atas, jangan biarkan anak merasa tertekan hingga stress karena dampaknya akan mempengaruhi kesehatan mental dan fisik anak. Selain dengan menciptakan lingkungan yang nyaman dan tidak menimbulkan beban untuk buah hati, pastikan Anda memenuhi kebutuhan nutrisinya supaya anak tidak gampang sakit. Bila perlu, berikan asupan suplemen dengan kandungan vitamin C 200 mg untuk menjaga daya tahan tubuh anak sehingga dia lebih bersemangat dan siap menjalani hari-harinya.

CH-20220428-45

Artikel ini ditinjau oleh:
Tim Konsultan Medis Medical Advisor Bayer Consumer Health Indonesia

Referensi:

  1. Pietro Ghezzi. Stress and Immunity. Frontiersin. Diakses pada 18 Maret 2022 dari https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/fimmu.2019.00245/full.
  2. Corrine Schuman dan Kimberly Zapata, Signs and Symptoms of Stress in Kids. Parents. Diakses pada 18 Maret 2022 dari https://www.parents.com/toddlers-preschoolers/development/fear/is-your-toddler-stressed/.
  3. Scholastic Parents Team. 8 Warning Signs That You Child Under Too Much Stress. Scholastic. Diakses pada 18 Maret 2022 dari https://www.scholastic.com/parents/family-life/social-emotional-learning/social-skills-for-kids/8-warning-signs-your-child-under-too-much-stress.html.
  4. Saul McLeod. Stress, Illness, and the Immunity, 2010. Simply Psychology. Diakses pada 18 Maret 2022 dari https://www.simplypsychology.org/stress-immune.html#:~:text=When%20we're%20stressed%2C%20the,lowers%20the%20number%20of%20lymphocytes.
  5. Debra Fulghum Bruce. Childhood Depression. Web MD. Diakses pada 21 April 2022 dari https://www.webmd.com/depression/childhood-depression.


Cara Redoxon® Kids
mendukung sistem
imunitas si Kecil

 

 

Untuk bisa melawan patogen seperti virus, bakteri, jamur dan parasit, tubuh manusia memiliki sistem daya tahan tubuh yang terdiri dari perlindungan fisik (kulit dan selaput lendir), seluler (sel darah putih), dan antibodi. Ayah Bunda, sudah tahu belum bahwa sistem daya tahan tubuh anak masih dalam tahap perkembangan, sehingga mungkin belum cukup matang dalam melawan penyakit? Itulah sebabnya anak-anak lebih rentan terhadap patogen dan berisiko tinggi mengalami infeksi dibandingkan dengan orang dewasa.

Nah, untuk mengantisipasi hal ini, sebagai orangtua kita bisa memberikan Si Kecil berbagai nutrisi seperti vitamin dan mineral untuk menjaga fungsi sistem daya tahan tubuhnya (imunitas). Namun, sayangnya, anak-anak kerap tidak menerima asupan vitamin dan mineral esensial dalam jumlah yang ideal, ditambah apabila pola makannya tidak mengandung banyak buah dan sayuran.

Apalagi, Vitamin C juga tidak diproduksi dalam tubuh manusia, padahal ini merupakan komponen nutrisi yang esensial. Jadi, memenuhi asupannya untuk mendukung fungsi daya tahan tubuh bisa menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, kini hadir Redoxon® Kids yang diformulasikan dengan 200 mg Vitamin C / tablet dengan anjuran pakai 3x sehari untuk mendukung sistem imunitas dan kesehatan harian si Kecil.

Source: 1. Maggini S, dkk. The Journal of International Medical Research 2010; 38: 386 – 414; 2. Amanda B. Vitamin C in the Prevention and Treatment of the Common Cold. American Journal of Lifestyle Medicine 2016; 10(3): 181-3; 3. Simon AK, Hollander GA, Mc Michael A. 2015 Evolution of the immune system in humans from infancy to old age. Proc. R. Soc. B 282: 20143085.

Selengkapnya

Redoxon® untuk sistem imunitas yang lebih sehat

Anda perlu menjaga sistem imunitas. Meski tidak terlihat, sistem imunitas bekerja tanpa henti selama 24 jam, setiap hari. Sama seperti tanaman yang membutuhkan air dan sinar matahari, sistem imunitas membutuhkan asupan gizi secara teratur untuk mendukung sistem pertahan tubuh dan memberikan perlindungan optimal bagi tubuh. Dibarengi dengan gaya hidup sehat, termasuk aktivitas fisik dan nutrisi yang baik, mengonsumsi suplemen seperti Redoxon® akan menjadi fondasi untuk sistem imunitas yang kuat sepanjang tahun.

 

 

 

 

 

Ahlinya vitamin C dengan pengalaman 80 tahun

Di tahun 1934, kami menjadi pelopor suplemen vitamin C pertama di dunia, dan sejak itu terus membantu menjaga sistem pertahanan alami tubuh tetap prima selama lebih dari 80 tahun. Saat ini rangkaian suplemen inovatif kami senantiasa mendukung daya tahan tubuh Anda setiap hari.

 

Memperkuat daya tahan tubuh

Ingin memperkuat sistem imunitas? Yuk, telusuri dan cek artikel-artikel tentang cara mendukung sistem imunitas tubuh Anda.