Bagikan di :

Cara Agar Daya Tahan Tubuh Meningkat Saat Puasa, Cek di sini!

Bulan Ramadhan, atau bulan Puasa, merupakan bulan di mana masyarakat yang beragama muslim menjalankan ibadah puasa. Saat bulan Puasa, masyarakat yang beragama Muslim akan menjalani ibadah puasa yang diawali dengan sahur pada dini hari, dan diakhiri dengan buka Puasa pada petang hari. Ibadah puasa ini berlangsung kurang lebih selama 12-20 jam, bergantung pada lokasi geografis, dan dilakukan kurang lebih selama 30 hari. Oleh karena puasa merupakan rutinitas bulan Ramadhan, penting untuk menjaga agar daya tahan tubuh meningkat saat puasa. 

Berbagai Manfaat dari Berpuasa

  • Meningkatkan daya tahan tubuh. Dengan berpuasa kita akan mendapatkan banyak manfaat, salah satunya terhadap daya tahan tubuh, di mana daya tahan tubuh kita juga akan meningkat saat berpuasa. Hal ini disebabkan karena kegiatan berpuasa dapat meningkatkan efek antiradang dan memperbaiki kondisi sindroma metabolik seperti diabetes, hipertensi, dan kolesterol (1)
  • Meningkatkan kadar antioksidan dan menurunkan kolesterol. Menjalani puasa mampu meningkatkan kadar antioksidan seperti glutathione. Selain itu, berpuasa juga menurunkan tekanan darah, kadar kolesterol darah, gula darah, serta menurunkan berat badan (1)
  • Melindungi tubuh dari infeksi bakteri. Perubahan komposisi tubuh selama bulan puasa secara tidak langsung mengubah metabolisme tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh. Puasa juga diketahui dapat melindungi tubuh dari infeksi bakteri dengan meningkatkan respon imun bawaan melalui peningkatan kadar makrofag dan sekresi INF-γ (2).

Dehidrasi karena Berpuasa, Benarkah?

Meskipun memiliki banyak manfaat, terdapat beberapa pendapat yang menyatakan bahwa puasa dapat berpotensi menyebabkan efek samping terhadap tubuh. Salah satu yang dikhawatirkan adalah terjadinya dehidrasi. Dehidrasi pada puasa diduga disebabkan oleh:

  • intake cairan yang tidak mencukupi selama masa puasa saat sahur dan buka puasa
  • aktivitas dengan intensitas berat
  • serta kondisi lingkungan yang panas.

Namun, belum didapatkan adanya penelitian yang menyatakan bahwa puasa menyebabkan dehidrasi, serta belum ada penelitian yang menyatakan adanya efek samping yang ditimbulkan terkait gangguan keseimbangan cairan selama bulan Ramadhan (2). Puasa juga diketahui tidak menyebabkan terjadinya gangguan fungsi ginjal (1).

Jangan Sembarangan, Perhatikan Menu Buka Puasa

Saat bulan Puasa, kita cenderung mengalami peningkatan konsumsi makanan, terutama yang mengandung gula dan lemak. Peningkatan konsumsi ini berasal dari hidangan takjil, yang cenderung terbuat dari karbohidrat. Konsumsi makanan secara sembarangan dapat menyebabkan peningkatan peradangan tubuh yang dapat memicu terjadinya alergi dan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi (2).

Penelitian yang dilakukan oleh Seyedeh Sajjadi, dkk., menunjukkan bahwa selama bulan Puasa terjadi penurunan konsumsi mikronutrien seperti vitamin A, vitamin B1, vitamin C, vitamin E, folat, kalsium, besi, magnesium, fosfat, kalium, selenium, dan sodium. Hal ini disebabkan oleh menu makanan selama bulan puasa yang tidak tepat (3). Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperhatikan pilihan menu saat berbuka agar daya tahan tubuh meningkat saat puasa, bukan sebaliknya.

Agar Daya Tahan Tubuh Meningkat Saat Puasa

Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga agar tubuh tetap bugar selama bulan Puasa dan daya tahan tubuh meningkat saat puasa. Selama bulan puasa, disarankan untuk:

  • Menghindari makanan cepat saji. Konsumsi fast food atau makanan dengan kalori yang berlebihan seperti minuman manis dan soda sebaiknya tidak dikonsumsi selama puasa. Sementara itu, konsumsi kafein masih dapat diizinkan asal dalam dosis yang tidak lebih dari 200 mg/hari (setara dengan 3 gelas kopi). Kafein dapat membantu oksidasi lemak dan memodulasi nafsu makan terkait dengan pengosongan lambung. Selama bulan Puasa, disarankan mengonsumsi makanan bergizi seperti yang banyak mengandung serat dan antioksidan (4).
  • Minum air putih secukupnya. Direkomendasikan untuk minum sebanyak 30-35 mL/kg dan ukuran ini masih dapat disesuaikan dengan kondisi geografis tempat tinggal masing-masing (4).
  • Hindari kegiatan fisik berlebih. Saat puasa, disarankan untuk menghindari aktivitas fisik yang berat dan berkendara jarak jauh. Olahraga dengan intensitas sedang seperti gimnastik dan yoga direkomendasikan. Selain itu, saat puasa disarankan untuk menjaga agar suhu lingkungan berada dalam kondisi yang stabil, karena suhu yang terlalu tinggi atau rendah dapat menyebabkan stres pada tubuh, di mana suhu yang terlalu tinggi dapat memperbanyak produksi keringat dan membuat berkurangnya cairan serta memicu dehidrasi bahkan pingsan (4).
  • Penuhi kebutuhan vitamin untuk tubuh. Mencukupi asupan mikronutrien atau menu yang bergizi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar daya tahan tubuh meningkat saat puasa. Asupan vitamin merupakan salah satu mikronutrien yang penting untuk tubuh, seperti:
    1. vitamin A dan E berperan penting dalam memperbaiki dan mencegah peradangan.
    2. Sementara itu, memiliki asupan vitamin D yang cukup dapat berperan dalam meningkatkan sistem imun melawan bakteri dan virus.
    3. Konsumsi vitamin C juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh sekaligus merupakan salah satu antioksidan dan antikanker.
    4. Zinc merupakan sumber nutrisi yang penting untuk melawan infeksi seperti diare dan pneumonia (5,6).

Oleh karena manfaatnya, penting untuk menjaga agar asupan mikronutrien selama bulan puasa tetap terjaga agar daya tahan tubuh meningkat saat puasa. Konsumsi multivitamin yang mengandung vitamin C, vitamin A, vitamin D, dan vitamin E dapat meningkatkan daya tahan tubuh selama puasa. Kebutuhan mikronutrien dapat dipenuhi melalui konsumsi buah, sayuran, sereal, telur, dan produk susu. Telur merupakan sumber vitamin A, sementara produk susu merupakan sumber vitamin B2 riboflavin. Sereal mengandung vitamin C, vitamin A, dan vitamin B (7). Selain itu, konsumsi suplemen multivitamin juga direkomendasikan. Konsumsi multivitamin dapat dilakukan untuk memenuhi angka kecukupan gizi (AKG) dan sebaiknya didasarkan pada status nutrisi.

CH-20220307-30

Artikel ini ditulis oleh:
dr. Ruth Katrin Goldina

Artikel ini ditinjau oleh:
Tim Konsultan Medis Medical Advisor Bayer Consumer Health Indonesia

Referensi:

  1. Bhatti SI, Mindikoglu AL. The impact of dawn to sunset fasting on immune system and its clinical significance in COVID-19 pandemic. Metab Open. 2022;13:100162. 
  2. Faris MA-I, Salem ML, Jahrami HA, Madkour MI, BaHammam AS. Ramadan intermittent fasting and immunity: An important topic in the era of COVID‑19. Ann Thorac Meedicine. 2020;15:125–33. 
  3. Seyedeh F, Hassanpour K, Assadi M, Yousefi F. Effects of Ramadan Fasting on Macronutrient and Micronutrient Intakes : An Essential Lesson for Healthcare Professionals. J Nutr Fasting Heal. 2018;6(4):205–12. 
  4. Attinà A, Leggeri C, Paroni R, Pivari F, Cas MD, Mingione A, et al. Fasting: How to guide. Nutrients. 2021;13(5):1–19. 
  5. van den Broek TJ, Kremer BHA, Marcondes Rezende M, Hoevenaars FPM, Weber P, Hoeller U, et al. The impact of micronutrient status on health: Correlation network analysis to understand the role of micronutrients in metabolic-inflammatory processes regulating homeostasis and phenotypic flexibility. Genes Nutr. 2017;12(1):1–14. 
  6. Centers for Diseases Control and Prevention. Micronutrient Facts | Nutrition | CDC [Internet]. 2022 [cited 2022 Feb 14]. Available from: https://www.cdc.gov/nutrition/micronutrient-malnutrition/micronutrients/index.html
  7. Haileselassie M, Redae G, Berhe G, Henry CJ, Nickerson MT, Mulugeta A. The influence of fasting on energy and nutrient intake and their corresponding food sources among 6-23 months old children in rural communities with high burden of stunting from Northern Ethiopia. Nutr J [Internet]. 2022;21(1):1–15. Available from: https://doi.org/10.1186/s12937-022-00759-z


Cara Redoxon®
mendukung sistem
imunitas Anda

 

 

Tubuh Anda dilengkapi dengan sistem pertahanan alami yang kuat. Sistem imunitas tubuh memiliki berbagai cara untuk mengatasi ancaman bakteri dan virus. Ada tiga mekanisme pertahanan utama dalam sistem imunitas tubuh; perlindungan fisik (kulit dan mukosa atau selaput lendir), perlindungan seluler (sel darah putih, dan antibodi. Ragam nutrisi, seperti vitamin dan mineral memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan dan fungsi jaringan yang kompleks ini.

Di dunia yang serba cepat dan hadirnya makanan cepat saji maupun siap masak, mengonsumsi buah-buahan dan sayuran dalam jumlah memadai untuk memenuhi asupan vitamin dan mineral dalam upaya mendukung fungsi tubuh bisa menjadi tantangan tersendiri. Kurangnya vitamin dan mineral dapat berdampak buruk pada sistem imunitas dan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Redoxon® hadir dengan rangkaian produk vitamin C yang dirancang untuk mendukung sistem imunitas Anda.

Selengkapnya

 

Redoxon® untuk sistem imunitas yang lebih sehat

Anda perlu menjaga sistem imunitas. Meski tidak terlihat, sistem imunitas bekerja tanpa henti selama 24 jam, setiap hari. Sama seperti tanaman yang membutuhkan air dan sinar matahari, sistem imunitas membutuhkan asupan gizi secara teratur untuk mendukung sistem pertahan tubuh dan memberikan perlindungan optimal bagi tubuh.

Dibarengi dengan gaya hidup sehat, termasuk aktivitas fisik dan nutrisi yang baik, mengonsumsi suplemen seperti Redoxon® akan menjadi fondasi untuk sistem imunitas yang kuat sepanjang tahun.

 

 

 

 

 

Ahlinya vitamin C dengan pengalaman 80 tahun

Di tahun 1934, kami menjadi pelopor suplemen vitamin C pertama di dunia, dan sejak itu terus membantu menjaga sistem pertahanan alami tubuh tetap prima selama lebih dari 80 tahun. Saat ini rangkaian suplemen inovatif kami senantiasa mendukung daya tahan tubuh Anda setiap hari.

 

Memperkuat daya tahan tubuh

Ingin memperkuat sistem imunitas? Yuk, telusuri dan cek artikel-artikel tentang cara mendukung sistem imunitas tubuh Anda.