Bagikan di :

Mengenal Common Cold atau Pilek Pada Anak

Apa itu Pilek pada Anak?

Common cold atau yang sehari-hari disebut pilek, adalah kondisi yang paling umum terjadi baik pada anak maupun dewasa. Di negara-negara tropis seperti Indonesia, influenza adalah salah satu penyakit yang terjadi sepanjang tahun dengan puncak selama musim hujan (1). Namun, pilek pada anak lebih sering terjadi terutama pada anak-anak usia sekolah.

Penyebab Pilek pada Anak

Faktor terbesar dari terjadinya pilek adalah karena anak-anak adalah karena (2):

  • Anak-anak belum memperoleh kekebalan terhadap banyak virus.
  • Memiliki pola kebersihan pribadi yang kurang baik.
  • Sering melakukan kontak dekat dengan anak-anak lain yang mengeluarkan virus.

Gejala Pilek pada Anak

Beberapa gejala pilek pada anak-anak (usia 6 tahun ke atas) yaitu (2):

  • Hidung tersumbat.
  • Rinore (keluarnya ingus). 
  • Sakit tenggorokan.
  • Batuk.
  • Badan lemas.
  • Demam ringan. 

Sementara pada bayi atau anak di bawah usia 6 tahun, tanda-tandanya adalah (2):

  • Demam lebih dari 380C dan adanya pembesaran pada kelenjar getah bening di leher.
  • Rinore (ingus) yang awalnya berupa lendir cair dan bening dapat berubah warna dengan konsistensi yang lebih kental, membuat hidung tersumbat dan pada akhirnya anak menjadi gelisah dan sulit tidur.

Bedanya Gejala Pilek dengan Covid-19

Serupa tapi tak sama, bagaimana membedakan infeksi pilek biasa dengan Covid pada anak? Pada kondisi Covid, gejala infeksi saluran pernafasan atas dapat disertai dengan gejala sistem organ lainnya, seperti (3):

  • Pada umumnya diawali dengan demam tinggi.
  • Diare, mual dan muntah.
  • Gangguan indera penciuman dan pengecapan.

Sedangkan untuk pilek biasa, dapat dideteksi melalui riwayat perjalanan penyakit si Kecil dan pemeriksaan fisik. Selain itu, tidak ada parameter pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk mendiagnosa pilek (2).

Daftar Virus Penyebab Pilek

  1. Rhinovirus: Common cold sendiri merupakan infeksi pada saluran pernafasan atas yang disebabkan oleh hampir lebih dari 100 jenis virus, dengan Rhinovirus menjadi kuman yang paling sering menimbulkan kondisi ini (2,4).
  2. RSV, PIV dan HCoV: Pilek biasa terjadi karena beberapa virus penyebab tidak menghasilkan kekebalan yang bertahan lama setelah terinfeksi, seperti Respiratory Syncytial Virus (RSV), Parainfluenza Virus (PIV) dan Human Coronavirus (HCoV) (2,4). Hal ini menyebabkan setelah terinfeksi oleh satu jenis virus, seseorang masih dapat mengalami pilek berulang kali karena banyaknya varian virus penyebab gangguan saluran pernafasan dengan gejala yang ditimbulkan hampir serupa (1).

Bagaimana Pilek bisa Menular?

  1. Melalui udara: Penularan partikel virus pun menyebar melalui udara, terutama ketika bersin, batuk, berbicara ataupun kontak erat dengan seseorang yang sedang terinfeksi seperti melalui jabatan tangan dan langsung menyentuh area hidung, mata, dan mulut (2).
  2. Suhu dingin: Di Indonesia, puncak terjadinya pilek sering terjadi di musim hujan (1). Selain karena kondisi cuaca pada musim tersebut membuat tubuh lebih mudah terinfeksi, virus pun dapat bertahan lebih lama pada permukaan atau suhu yang lebih dingin (5).

Kapan Pilek Bisa Sembuh?

Karena penyebab utama pilek adalah virus, maka jenis penyakit ini dapat sembuh sendiri. Seringkali, pada anak pilek, gejala di atas dapat berlangsung hingga 10-14 hari sampai si Kecil benar-benar pulih (2).

Pengobatan Pilek pada Anak (4)

  • Tujuan utama pengobatan pilek adalah pengurangan durasi gejala dan keparahan.
  • Karena kemungkinan ada penyebab virus lain yang menunjukkan gejala yang mirip dengan pilek, sebaiknya hubungi dokter sebelum memberikan obat.
  • Obat pilek yang dijual bebas tidak boleh digunakan untuk mengobati anak-anak di bawah 4 tahun (karena kurangnya manfaat dan adanya tingkat kematian yang rendah namun signifikan).
  • Sebisa mungkin hindari pemberian antibiotik dan obat bebas yang tidak perlu. 

Cara Efektif Meredakan Gejala Pilek pada Anak

Beberapa cara yang aman dan efektif untuk mengurangi gejala pilek pada si Kecil di rumah yang dapat dilakukan oleh orangtua antara lain:

  • Penggunaan cairan saline sebagai pencuci hidung. Anak-anak yang menggunakan pencuci hidung dengan cairan saline enam kali sehari memiliki resolusi lebih cepat dari sekresi hidung dan sumbatan hidung dan mengurangi penggunaan antipiretik, dekongestan, dan antibiotik (4).
  • Mengoleskan minyak yang mengandung menthol dan kayu putih (eucalyptus) pada area leher dan dada menjelang tidur dapat memberikan rasa hangat sehingga meredakan gejala hidung tersumbat dan kualitas tidur yang lebih baik (4).
  • Konsumsi madu sebelum tidur juga dapat mengurangi frekuensi dan keparahan batuk pilek. Namun, madu tidak boleh diberikan kepada anak-anak kurang dari 12 bulan karena risiko paparan terhadap spora botulinum (4).
  • Berikan suplementasi vitamin C kepada anak. Meskipun penggunaan vitamin C bukan untuk menyembuhkan pilek, namun dapat mengurangi durasi gejala sehingga anak dapat cepat pulih (4).
  • Jika demam, obat demam seperti acetaminophen atau ibuprofen dapat diberikan sebagai terapi penunjang dengan catatan harus dengan pengawasan dokter (5).
  • Jaga kebersihan anak dengan sering mencuci tangan, dan hindari menyentuh area wajah apabila kondisi tangan tidak bersih atau diketahui setelah kontak dengan penderita yang sedang terinfeksi (5).

Demikian info lengkap terkait pilek pada anak. Pastikan Ibu selalu sedia vitamin C 200mg agar si Kecil selalu terlindungi dari bahaya virus di sekitar. Dengan imun tubuh yang baik, tubuh si Kecil lebih kuat melawan serangan virus dari luar.
 

CH-20220511-09

Artikel ini ditulis oleh:
dr. Jessica Gabriana

Artikel ini ditinjau oleh:
Tim Konsultan Medis Medical Advisor Bayer Consumer Health Indonesia

Referensi:

  1. Sarmin S, Hijrawati H, Pertiwi R, Ningsi CN, Wulandari W, Tosepu R. Hubungan Iklim Dengan Penyakit Influenza : Literatur Review. J Kesehatan Lingkungan J dan Apl Tek Kesehatan Lingkungan. 2020;17(1):27.
  2. Pappas DE. The Common Cold 26 The Common Cold. 2020;(January). Available from: www.expertconsult.com.
  3. Similarities and Differences between Flu and COVID-19 :6. Available from: https://www.cdc.gov/flu/symptoms/flu-vs-covid19.html
  4. Degeorge KC, Ring DJ, Dalrymple SN. Treatment of the Common Cold. 2019;100(5):281–9. 
    Atan Şahin ÖN, Gülen F. Approach to Common Cold in Children. J Pediatr Res. 2015;2(1):1–6.


Cara Redoxon® Kids
mendukung sistem
imunitas si Kecil

 

 

Untuk bisa melawan patogen seperti virus, bakteri, jamur dan parasit, tubuh manusia memiliki sistem daya tahan tubuh yang terdiri dari perlindungan fisik (kulit dan selaput lendir), seluler (sel darah putih), dan antibodi. Ayah Bunda, sudah tahu belum bahwa sistem daya tahan tubuh anak masih dalam tahap perkembangan, sehingga mungkin belum cukup matang dalam melawan penyakit? Itulah sebabnya anak-anak lebih rentan terhadap patogen dan berisiko tinggi mengalami infeksi dibandingkan dengan orang dewasa.

Nah, untuk mengantisipasi hal ini, sebagai orangtua kita bisa memberikan Si Kecil berbagai nutrisi seperti vitamin dan mineral untuk menjaga fungsi sistem daya tahan tubuhnya (imunitas). Namun, sayangnya, anak-anak kerap tidak menerima asupan vitamin dan mineral esensial dalam jumlah yang ideal, ditambah apabila pola makannya tidak mengandung banyak buah dan sayuran.

Apalagi, Vitamin C juga tidak diproduksi dalam tubuh manusia, padahal ini merupakan komponen nutrisi yang esensial. Jadi, memenuhi asupannya untuk mendukung fungsi daya tahan tubuh bisa menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, kini hadir Redoxon® Kids yang diformulasikan dengan 200 mg Vitamin C / tablet dengan anjuran pakai 3x sehari untuk mendukung sistem imunitas dan kesehatan harian si Kecil.

Source: 1. Maggini S, dkk. The Journal of International Medical Research 2010; 38: 386 – 414; 2. Amanda B. Vitamin C in the Prevention and Treatment of the Common Cold. American Journal of Lifestyle Medicine 2016; 10(3): 181-3; 3. Simon AK, Hollander GA, Mc Michael A. 2015 Evolution of the immune system in humans from infancy to old age. Proc. R. Soc. B 282: 20143085.

Selengkapnya

Redoxon® untuk sistem imunitas yang lebih sehat

Anda perlu menjaga sistem imunitas. Meski tidak terlihat, sistem imunitas bekerja tanpa henti selama 24 jam, setiap hari. Sama seperti tanaman yang membutuhkan air dan sinar matahari, sistem imunitas membutuhkan asupan gizi secara teratur untuk mendukung sistem pertahan tubuh dan memberikan perlindungan optimal bagi tubuh. Dibarengi dengan gaya hidup sehat, termasuk aktivitas fisik dan nutrisi yang baik, mengonsumsi suplemen seperti Redoxon® akan menjadi fondasi untuk sistem imunitas yang kuat sepanjang tahun.

 

 

 

 

 

Ahlinya vitamin C dengan pengalaman 80 tahun

Di tahun 1934, kami menjadi pelopor suplemen vitamin C pertama di dunia, dan sejak itu terus membantu menjaga sistem pertahanan alami tubuh tetap prima selama lebih dari 80 tahun. Saat ini rangkaian suplemen inovatif kami senantiasa mendukung daya tahan tubuh Anda setiap hari.

 

Memperkuat daya tahan tubuh

Ingin memperkuat sistem imunitas? Yuk, telusuri dan cek artikel-artikel tentang cara mendukung sistem imunitas tubuh Anda.