Pandemi, Epidemi dan Endemik: Apa Perbedaannya?
Sejak kemunculan Covid-19 pada tahun 2020, masyarakat dibombardir dengan istilah baru untuk memahami informasi terkait virus dan daya tahan tubuh dalam melawan Corona. Meski selama ini kita mengenalnya sebagai pandemi, namun ternyata ada sebutan lain untuk menyebut status dari wabah penyakit ini yaitu epidemi dan endemik. Dengan meningkatnya jumlah vaksin dan menurunnya jumlah kasus baru, para ilmuwan memprediksi bahwa Covid-19 berpotensi berubah statusnya dari pandemi menjadi endemik pada awal tahun 2024 (9). Artikel ini akan menjelaskan lebih lanjut mengenai pengertian pandemi dan perbedaannya dengan epidemi serta endemik.
Penyebab Wabah Penyakit Menular (1)
Baik pandemi, epidemi maupun endemik merupakan istilah yang dipakai untuk mendeskripsikan wabah penyakit. Ada beberapa faktor yang memiliki kontribusi terhadap terjadinya wabah penyakit menular, contohnya adalah:
- Kondisi cuaca (seperti batuk rejan terjadi di musim semi dan campak cenderung muncul di musim dingin),
- Faktor lingkungan tertentu, misalnya jumlah pasokan air, makanan, kualitas udara, dan kebersihan sanitasi yang kurang baik,
- Paparan bahan kimia atau bahan radioaktif, dan
- Dampak sosial dari bencana seperti badai, gempa bumi, dan kekeringan juga bisa menyebabkan penularan penyakit yang tinggi.
- Sumber penyakit baru yang tidak diketahui (modifikasi dari patogen baru, racun alami, bahan kimia yang tidak terdeteksi asalnya atau paparan radiasi).
Pengertian Pandemi, Epidemi dan Endemik
Baik pandemi, epidemi dan endemik merupakan istilah kesehatan yang digunakan untuk mendeskripsikan penyebaran wabah penyakit. Wabah atau outbreak adalah meningkatnya kasus penyakit lebih dari angka yang diprediksi pada wilayah tertentu. Contohnya adalah penyakit yang disebabkan oleh kontaminasi Salmonella (2). Berikut ini merupakan pengertian dari pandemi, epidemi dan endemik:
- Pandemi: Menurut WHO, pandemi terjadi ketika penyakit tertentu memiliki pertumbuhan eksponensial, yaitu tingkat penyebarannya selalu meningkat, dan setiap hari selalu ada kasus baru yang bertambah. Dinyatakan sebagai pandemi, virus tidak ada hubungannya dengan virologi, kekebalan populasi, atau keparahan penyakit. Ini berarti virus mencakup wilayah yang luas, mempengaruhi beberapa negara dan populasi (1).
- Epidemi: Epidemi merupakan peningkatan tak terduga dalam jumlah kasus penyakit di wilayah geografis tertentu. Demam kuning, cacar, campak, dan polio adalah contoh utama epidemi yang terjadi sepanjang sejarah Amerika. Khususnya, penyakit epidemi tidak harus menular. Misalnya, demam West Nile dan peningkatan pesat tingkat obesitas juga dianggap sebagai epidemi. Dalam istilah yang lebih luas, epidemi dapat merujuk pada penyakit atau perilaku terkait kesehatan tertentu lainnya (misalnya, merokok) dengan tingkat yang jelas di atas kejadian yang diharapkan di suatu komunitas atau wilayah (1).
- Endemik: Endemik adalah wabah penyakit yang terjadi secara konsisten tetapi terbatas pada wilayah tertentu. Kondisi endemik ini membuat tingkat penyebaran penyakit dapat diprediksi (1). Contohnya adalah penyakit Malaria, yang saat ini dianggap sebagai endemik di negara dan wilayah tertentu, karena penyakit ini tetap ada meskipun jumlahnya terbatas (3).
Jangan Keliru, Endemik dan Epidemi Berbeda
Penyakit endemik sering disalahartikan dengan epidemi. Namun, epidemi sebenarnya mengacu pada wabah penyakit yang akan terjadi ketika suatu penyakit menyebar melalui satu atau lebih populasi. Sebaliknya, endemik adalah penyakit yang selalu ada di suatu wilayah ataupun kelompok tertentu. Sementara pandemi adalah epidemi yang terjadi di seluruh dunia. Dalam keadaan tertentu, epidemi dapat menyebabkan penyakit menjadi endemik (3).
Bagaimana Proses Transisi dari Pandemi Menjadi Endemik?
Kata “endemik” berasal dari bahasa Yunani yaitu endēmos, yang berarti “dalam populasi”. Penyakit yang tergolong sebagai endemik adalah penyakit yang relatif lebih konstan dalam suatu wilayah dengan pola yang sebagian besar dapat diprediksi. Sebagaimana diketahui, setiap virus memiliki karakteristik yang berbeda-beda, mulai dari kecepatan replikasi virus hingga kekebalan terhadap obat ataupun sistem imunitas (2,3).
Virus dapat menjadi berubah dari pandemi menjadi endemik apabila pertumbuhannya semakin berkurang. Setiap negara tidak akan memasuki fase endemik di waktu yang sama karena banyak faktor seperti lingkungan, mutasi virus dan jumlah vaksinasi yang berbeda-beda. Bahkan tidak menutup kemungkinan apabila dalam suatu wilayah sudah memasuki status endemik namun dapat kembali lagi menjadi pandemi (2).
Daftar Penyakit Endemik di Indonesia
- Demam Berdarah
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang sering menimpa daerah tropis seperti Indonesia. Di Indonesia, demam berdarah pertama kali terdeteksi di Surabaya tahun 1968, di mana angka kematian pada saat itu mencapai 41,3% dari total jumlah kasus. Sejak saat itu, penyakit ini menyebar luas ke seluruh Indonesia dan menjadi endemik sampai sekarang. Adapun 10 provinsi yang memiliki tingkat DBD tertinggi di Indonesia adalah di Jawa Barat, Bali, Jawa Timur, NTT, Lampung, DKI Jakarta, NTB, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Riau (4). - Malaria
Penyakit Malaria saat ini merupakan endemik yang terjadi di Indonesia. Mirip dengan Covid-19, gejala Malaria meliputi sakit kepala, demam dan nyeri otot. Menurut data yang dirilis oleh Kemenkes, sejumlah wilayah di Indonesia masih berstatus sebagai endemik Malaria, khususnya wilayah seperti Nusa Tenggara Timur, Papua dan Papua Barat (4). - Hepatitis
Penyakit endemik ini disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis. Hepatitis terbagi menjadi 5 jenis, yaitu Hepatitis A, B, C, D, dan E. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita Hepatitis B terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Myanmar (5). - Kusta
Penyakit kusta disebabkan oleh Mycobacterium Leprae, gejalanya ditandai dengan munculnya bercak putih pada kulit. Kusta biasanya menyerang kulit dan bagian syaraf manusia. Di Indonesia, kasus penderita kusta masih banyak ditemukan di daerah Jawa Timur dan Papua. - Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit menular yang disebabkan oleh masuknya kuman Mycobacterium Tuberculosis ke dalam tubuh. TBC merupakan infeksi yang dapat menyerang paru-paru dan mempengaruhi sistem pernapasan manusia. Di Indonesia, angka penderita TBC sudah mencapai 1 juta orang (4). - Filariasis
Penyakit kaki gajah atau filariasis merupakan penyakit menular yang berstatus sebagai endemik di Indonesia. Kaki gajah disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan dari gigitan nyamuk ke manusia. Berbeda dengan DBD atau malaria yang ditularkan hanya oleh satu jenis nyamuk saja, penyakit ini dapat ditularkan oleh semua jenis nyamuk. Gejalanya meliputi demam yang terjadi secara berulang-ulang, pembengkakan kelenjar getah bening, dan muncul benjolan besar tidak wajar di bagian tubuh seperti ketiak, paha, kaki dan tangan yang jika tidak segera ditangani dapat menjadi kondisi permanen (6). - Leptospirosis
Leptospirosis adalah salah satu penyakit endemik yang masih berlangsung di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri yang bernama Leptospira Interrogans dan biasanya ditemukan di dalam urin hewan seperti tikus. Penduduk yang tinggal di wilayah padat dengan sanitasi yang kurang baik lebih berisiko terkena penyakit ini. Gejalanya ditandai dengan sakit kepala, demam, muntah, nyeri pada otot, sakit kuning dan diare (5).
Cara Memberantas Penyakit Endemik
Meskipun endemik adalah status penyebaran penyakit yang tidak separah pandemi, namun bukan berarti kita dapat lengah terhadap situasi ini karena bagaimanapun juga penyakit tetaplah merugikan penderitanya, mulai dari menghambat aktivitas sehari-hari bahkan sampai pengaruh kesehatan organ di dalam tubuh. Oleh karena itu, penting bagi tiap pihak untuk melakukan upaya pemberantasan penyakit endemik, di antaranya adalah dengan menerapkan:
- Vaksinasi. Vaksinasi dapat menyelamatkan banyak nyawa. Kekebalan kelompok atau Herd Immunity akan memainkan peran kunci dalam memastikan kita bergerak menuju endemik COVID. Seiring waktu, Cocid-19 diprediksi akan menjadi lebih mudah dikontrol (2).
- Menjaga daya tahan tubuh. Salah satu fungsi vaksinasi adalah untuk meningkatkan imunitas, oleh karena itu sangat disarankan untuk menjaga daya tahan tubuh setiap saat. Caranya adalah dengan banyak minum air putih, tidur yang cukup dan rutin berolahraga (7).
- Menjaga kebersihan lingkungan dan makanan. Selalu jaga kebersihan lingkungan di sekitar dan mencuci tangan dengan sabun. Hindari mengonsumsi makanan yang sudah terkena kontak lama dengan udara seperti makanan yang dijual di pinggir jalan, lauk mentah dan produk fermentasi yang tidak steril (8).
- Menghindari kontak dengan orang yang sakit atau wilayah yang berisiko. Jangan berenang di kolam, sungai atau danau yang tidak bersih karena bisa saja terdapat kontaminasi dengan hewan atau orang yang membawa penyakit tertentu (8).
- Mengonsumsi suplemen vitamin C, D dan Zinc. Agar pertahanan tubuh semakin baik, pertimbangkan untuk melakukan semua langkah di atas dan minum vitamin C, D dan Zinc setiap hari. Dengan mengonsumsi vitamin C, D dan Zinc, kita dapat meminimalisasi berbagai risiko penyakit (7).
CH-20220110-24
Artikel ini ditinjau oleh:
Tim Konsultan Medis Medical Advisor Bayer Consumer Health Indonesia
Referensi:
- Columbia Mailman School of Public Health. Epidemic, Endemic, Pandemic. What Are the Differences?. Public Health Education. Diakses pada 28 Desember 2021 dari https://www.publichealth.columbia.edu/public-health-now/news/epidemic-endemic-pandemic-what-are-differences
- Larra Herrero & Eugene Madzokere. Covid Will Likely Shift From Pandemic to Endemic-But What Does That Mean?. The Conversation. Diakses pada 28 Desember 2021 dari https://theconversation.com/covid-will-likely-shift-from-pandemic-to-endemic-but-what-does-that-mean-167782
- Elizabeth Boskey. What It Means When A Disease is Endemikc. Very Well Health. Diakses pada 28 Desember 2021 dari https://www.verywellhealth.com/what-is-an-endemikc-disease-3132825
- Mela Arnani. 5 Penyakit Endemik di Indonesia, dari Malaria, DBD Hingga TBC. Kompas. Diakses pada 29 Desember 2021 dari https://www.kompas.com/tren/read/2021/03/02/092900765/5-penyakit-endemikk-di-indonesia-dari-malaria-dbd-hingga-tbc?page=all
- Desynta Nuraini. Covid-19 Bakal Jadi Endemik, Ini Jenis Lainnya di Indonesia. Bisnis.com. Diakses pada 29 Desember 2021 dari https://lifestyle.bisnis.com/read/20201026/106/1310035/covid-19-bakal-jadi-endemik-ini-jenis-lainnya-di-indonesia
- Mela Arnani. 236 Daerah di Indonesia Endemis Penyakit Kaki Gajah, Kenali Gejalanya. Kompas. Diakses pada 29 Desember 2021 dari https://sains.kompas.com/read/2019/03/20/175355523/236-daerah-di-indonesia-endemis-penyakit-kaki-gajah-kenali-gejalanya?page=all
- ShaVanna Shoemaker. 9 Ways to Boost Your Body’s Natural Defenses. Healthline. Diakses pada 29 Desember 2021 dari https://www.healthline.com/nutrition/how-to-boost-immune-health#8.-Manage-your-stress-levels
- Medline Plus. Traveler’s Guide to Avoiding Infectious Disease. National Library of Medicine. Diakses pada 29 Desember 2021 dari https://medlineplus.gov/ency/article/001925.htm
- Ovunc Kutlu. Covid-19 Expected to Become Endemic as Early as 2024: Pfizer. Anadolu Agency. Diakses pada 29 Desember 2021 dari https://www.aa.com.tr/en/economy/covid-19-expected-to-become-endemic-as-early-as-2024-pfizer/2450501
Cara Redoxon®
mendukung sistem
imunitas Anda
Tubuh Anda dilengkapi dengan sistem pertahanan alami yang kuat. Sistem imunitas tubuh memiliki berbagai cara untuk mengatasi ancaman bakteri dan virus. Ada tiga mekanisme pertahanan utama dalam sistem imunitas tubuh; perlindungan fisik (kulit dan mukosa atau selaput lendir), perlindungan seluler (sel darah putih, dan antibodi. Ragam nutrisi, seperti vitamin dan mineral memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan dan fungsi jaringan yang kompleks ini.
Di dunia yang serba cepat dan hadirnya makanan cepat saji maupun siap masak, mengonsumsi buah-buahan dan sayuran dalam jumlah memadai untuk memenuhi asupan vitamin dan mineral dalam upaya mendukung fungsi tubuh bisa menjadi tantangan tersendiri. Kurangnya vitamin dan mineral dapat berdampak buruk pada sistem imunitas dan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Redoxon® hadir dengan rangkaian produk vitamin C yang dirancang untuk mendukung sistem imunitas Anda.
Redoxon® untuk sistem imunitas yang lebih sehat
Anda perlu menjaga sistem imunitas. Meski tidak terlihat, sistem imunitas bekerja tanpa henti selama 24 jam, setiap hari. Sama seperti tanaman yang membutuhkan air dan sinar matahari, sistem imunitas membutuhkan asupan gizi secara teratur untuk mendukung sistem pertahan tubuh dan memberikan perlindungan optimal bagi tubuh.
Dibarengi dengan gaya hidup sehat, termasuk aktivitas fisik dan nutrisi yang baik, mengonsumsi suplemen seperti Redoxon® akan menjadi fondasi untuk sistem imunitas yang kuat sepanjang tahun.
Ahlinya vitamin C dengan pengalaman 80 tahun
Di tahun 1934, kami menjadi pelopor suplemen vitamin C pertama di dunia, dan sejak itu terus membantu menjaga sistem pertahanan alami tubuh tetap prima selama lebih dari 80 tahun. Saat ini rangkaian suplemen inovatif kami senantiasa mendukung daya tahan tubuh Anda setiap hari.
Memperkuat daya tahan tubuh
Ingin memperkuat sistem imunitas? Yuk, telusuri dan cek artikel-artikel tentang cara mendukung sistem imunitas tubuh Anda.